Optimisme para pemimpin usaha di Asia Pasifik mencapai rekor tertinggi dalam tiga tahun di tengah gesekan perdagangan

  • Investasi usaha APEC meningkat – Vietnam menjadi destinasi populer untuk pendanaan baru
  • 63% CEO APEC memprediksikan jejak global akan berkembang dalam tiga tahun ke depan
  • Kekhawatiran muncul terkait dengan potensi pembatasan mobilitas tenaga kerja dan lalu lintas barang
  • 58% CEO berinvestasi pada otomasi

JAKARTA, 9 November 2017 – Optimisme terhadap pertumbuhan pendapatan berada di tingkat tertinggi selama tiga tahun di kalangan para pemimpin usaha di 21 negara anggota forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik/Asia-Pacific Economic Co-operation (APEC).

Sebanyak 37% CEO APEC sangat yakin dengan pertumbuhan pendapatan dalam 12 bulan ke depan, meningkat dari angka 28% di tahun 2016, walaupun terdapat ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan dan ketegangan politik yang terkait di banyak negara anggota APEC.

PwC melakukan survei terhadap 1.400 pemimpin usaha dengan lingkup tanggung jawab di setiap dari ke-21 negara anggota APEC menjelang konferensi tahunan para CEO dari negara-negara APEC, Annual APEC CEO Summit, di Vietnam.

Tahun depan, sebanyak 50% dari usaha-usaha yang disurvei oleh PwC akan meningkatkan investasi globalnya (termasuk investasi di luar wilayah APEC), naik dari angka 43% tahun lalu, seiring upaya dari badan-badan usaha APEC untuk memperkokoh pijakan dan pengaruhnya pada perekonomian global.

Sebanyak 71% dari negara anggota yang disurvei yang meningkatkan investasi akan mengarahkan peningkatan tersebut ke negara-negara anggota APEC di tahun 2018, dan 63% dari semua CEO APEC mengharapkan agar jejak global mereka yang semakin luas akan berkembang dalam tiga tahun ke depan.

Negara-negara dengan investasi domestik terbesar adalah Vietnam, Rusia, Filipina, Indonesia dan Malaysia. Vietnam, Tiongkok, Indonesia, Amerika Serikat dan Thailand adalah beberapa target utama APEC untuk investasi luar negeri dari para pemimpin usaha. Sebanyak 89% CEO Malaysia dan 86% CEO Vietnam mengharapkan untuk dapat berekspansi secara global.

Bob Moritz, Global Chairman PwC berkomentar,

“Optimisme para pemimpin usaha menunjukkan bahwa mereka tidak menunggu ketidakpastian mereda untuk tetap melangkah maju dengan rencana-rencana investasi. Dalam jangka pendek, hal ini akan mendorong momentum untuk APEC, meningkatkan pengaruh globalnya dan mendukung kegiatan transaksi dimana 71% CEO berharap untuk lebih mengandalkan kemitraan usaha/usaha ventura di kemudian hari.”

“Kekhawatiran CEO tentang kondisi perdagangan yang cenderung membatasi, terutama terkait dengan lalu lintas tenaga kerja dan barang, harus menjadi salah satu topik diskusi utama di kalangan para pemimpin APEC dalam konferensi mendatang karena berdampak langsung pada kompetisi dan pertumbuhan. Sebanyak 30% pemimpin usaha menginginkan APEC, sebagai suatu forum, untuk menjadi pemimpin dalam mengeksplorasi solusi-solusi terkait mobilitas tenaga kerja.

“Sebagian besar pemimpin usaha cukup optimistis dengan pertumbuhan, dan melihat bahwa APEC akan semakin terhubung secara ekonomi seiring berjalannya waktu, dimana tiga per empat di antaranya melihat perkembangan yang ada saat ini relatif lambat menuju integrasi ekonomi yang lebih mendalam. Sebanyak 31% CEO di Amerika Serikat mengatakan bahwa perkembangan perdagangan bebas di Asia Pasifik cenderung terhenti atau justru mundur, dibandingkan dengan 18% CEO di seluruh wilayah tersebut.”

Dalam survei tersebut, hampir seperempat dari seluruh CEO APEC mengakui bahwa mereka mengalami pembatasan yang lebih ketat di lingkungan perdagangan, terutama berfokus di seputar isu perekrutan tenaga kerja asing (23%) atau lalu lintas barang lintas perbatasan (19%).

Dalam jangka pendek, 30% CEO memperkirakan bahwa aturan tenaga kerja akan semakin ketat, dan seperempat dari seluruh CEO yang disurvei memperkirakan adanya peningkatan halangan lalu lintas barang dalam 12 bulan ke depan. Separuh dari seluruh CEO di Singapura, salah satu pusat keuangan dunia, mengakui bahwa mereka memperkirakan adanya peningkatan halangan mobilitas tenaga kerja dalam 12 bulan ke depan.

Sebagai hasilnya, sebagian besar CEO (71%) mengharapkan untuk lebih mengandalkan kemitraan usaha dan usaha ventura untuk merespons perubahan dalam lingkungan perdagangan, dan 68% diantaranya berencana untuk meningkatkan usaha di dalam negeri, atau di negara-negara yang memiliki hubungan bilateral.

Dorongan untuk unggul di tingkat regional terus meningkat, dan telah mengubah medan persaingan dunia usaha di antara negara-negara anggota APEC. Para CEO mengamati adanya persaingan yang semakin ketat di antara usaha-usaha regional terkemuka di negara-negara anggota APEC, dan negara-negara berkembang selama tiga tahun berturut-turut. Secara gabungan, usaha-usaha tersebut kini berhasil mengungguli daya saing perusahaan-perusahaan multinasional konvensional dari negara-negara maju.

Sebanyak 19% CEO meyakini bahwa pesaing terbesarnya dalam tiga hingga lima tahun ke depan adalah perusahaan multinasional dari negara berkembang, atau perusahaan-perusahaan regional terkemuka di negara-negara anggota APEC (22%). Hampir sepertiga (32%) dari seluruh CEO yang disurvei meyakini bahwa perusahaan-perusahaan multinasional dari negara-negara maju adalah pesaing terbesar mereka, menurun dari angka 41% di tahun 2014.

Dengan meningkatnya optimisme, pandangan terhadap peluang pertumbuhan yang didorong oleh inovasi juga telah membaik, namun kekhawatiran para pemimpin usaha tentang kemampuan mereka untuk mendapatkan keterampilan yang tepat untuk dapat bersaing secara global semakin besar.

Otomasi adalah tema penting yang berulang dalam membangun angkatan kerja masa depan, dimana 58% diantaranya mengotomasi fungsi-fungsi tertentu, 40% diantaranya berinvestasi dalam pembelajaran mesin dan teknologi-teknologi berkembang, dan 41% diantaranya mengidentifikasi bahwa karyawan terampil menggunakan peralatan otomasi baru.

Bagi usaha-usaha di ASEAN, otomasi menempati posisi yang cukup tinggi dalam skala prioritas, sebagai salah satu pilar utama dalam strategi untuk mengembangkan tenaga kerja digital.

Irhoan Tanudiredja, Territory Senior Partner dari PwC Indonesia berkomentar,

"Berdasarkan survei ini, para CEO dari perusahaan-perusahaan di Indonesia meyakini bahwa agar ekspektasi pertumbuhan pendapatan mereka tercapai, diperlukan dukungan yang lebih besar untuk perdagangan bebas di antara negara-negara APEC. Meskipun demikian, optimisme terhadap pertumbuhan pendapatan di kalangan para CEO tersebut tercatat meningkat, dimana sebanyak 45% CEO memperkirakan adanya peningkatan investasi dalam 12 bulan ke depan, sementara 35% CEO mengharapkan peningkatan dalam margin laba. Selain itu, Indonesia menempati peringkat tertinggi ketiga sebagai destinasi rencana investasi antar negara di wilayah APEC."

Bob Moritz, Global Chairman PwC berkomentar:

“Negara-negara anggota APEC dapat menjadi ajang uji coba integrasi otomasi dengan tenaga kerja masa depan. Perusahaanlah yang paling memahami keterampilan apa saja yang diperlukan, dan kini sektor pemerintah dan swasta perlu bekerja bersama-sama untuk menemukan cara-cara yang praktis dalam melatih, mengembangkan, dan mengakses keterampilan tersebut.”
 

Catatan:

  1. Unduh laporan lengkap di www.pwc.com/apec
  2. PwC adalah rekan di bidang pengetahuan bagi APEC CEO Summit di Danang, Vietnam, 8-10 November 2017. 
  3. PwC melakukan survei terhadap 1.412 pemimpin usaha APEC pada bulan Mei – Juli 2017. Para responden mewakili usaha-usaha yang berinvestasi rata-rata di enam negara anggota APEC selain negara utamanya sendiri. Lebih dari separuh CEO tersebut bekerja di organisasi-organisasi dengan penghasilan tahunan lebih dari US$1 miliar.

 

Tentang PwC

Di PwC, kami bertujuan membangun kepercayaan dalam masyarakat dan memecahkan masalah-masalah penting. Kami adalah jaringan firma yang terdapat di 158 negara dengan lebih dari 236.000 orang yang berkomitmen untuk memberikan jasa assurance, advisory dan pajak yang berkualitas. Temukan lebih banyak informasi dan sampaikan hal-hal yang berarti bagi Anda dengan mengunjungi situs kami di www.pwc.com.

PwC merujuk pada jaringan PwC dan/atau satu atau lebih firma anggotanya, masing-masing sebagai entitas hukum yang terpisah. Kunjungi www.pwc.com/structure untuk informasi lebih lanjut.

© 2017 PwC. Hak cipta dilindungi undang-undang.