This site uses cookies to collect information about your browsing activities in order to provide you with more relevant content and promotional materials, and help us understand your interest and enhance the site. By continuing to browse this site you agree to the use of cookies, and you verify and consent on collection and use of your e-mail address in accordance with PwC Privacy Statement. Visit our cookie policy to learn more.
Akurat.co
18 July 2023
Transaksi merger dan akuisisi atau M&A mineral kritis tahun 2022 naik 151% dibandingkan tahun 2021, menghasilkan 66% dari total nilai transaksi kesepakatan sepanjang tahun 2022, berdasarkan laporan PwC bertajuk 2023 Mine: The Era of Reinvention.
Mengutip laman ESDM, mineral kritis didefinisikan sebagai mineral masa depan yang dibutuhkan, mengikuti perkembangan teknologi untuk memperoleh energi yang lebih bersih.
PwC Australia Global Leader Mining & Metals, Paul Bendall mengatakan PwC melakukan studi terhadap 40 perusahaan tambang teratas dengan kapitalisasi pasar menyentuh USD1,2 triliun pada 2022 dan mencatat nilai total M&A dari 40 perusahaan tambang teratas itu cenderung stabil pada tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021.
Namun demikian dari sisi komposisi kesepakatan transaksi mengalami perubahan yang signifikan. Misalnya transaksi emas turun 50%, yang mungkin menandai berakhirnya dominasi M&A logam mulia selama beberapa tahun terakhir.
Adapun tembaga merupakan komoditas terlaris tahun 2022, yang mewakili 85% dari semua transaksi mineral kritisdan 56% dari total transaksi. Sebagai logam penting dalam peralihan menuju energi berkelanjutan, tembaga diperkirakan akan tetap diminati seiring semakin diprioritaskannya sumber-sumber energi terbarukan.
Menurut Bendall, perusahaan tambang juga perlu bekerja sama dengan industri lain, seperti perusahaan mobil dan produsen baterai sebagai original equipment manufacturers (OEM), melalui joint ventures, kemitraan,dan offtake agreement untuk mengamankan pasokan.
Seiring upaya pemerintah untuk memberi insentif pada produksi dan pemrosesan mineral kritis, PwC memperkirakan bahwa OEM akan melakukan lebih banyak investasi langsung dalam aset pertambangan dan pengolahan, sehingga meningkatkan lanskap kompetitif untuk pertumbuhan aset dan M&A.
“Mineral kritis akan menjadi vital bagi masyarakat dan industri pertambangan selama 20 tahun ke depan. Perang, perubahan iklim, dan revolusi teknologi menempatkan industri pertambangan tepat pada inti lanskap geopolitik baru dunia. Industri ini harus terus melakukan dekarbonisasi sambil juga beradaptasi dengan lingkungan pertambangan yang mungkin lebih 'panas', lebih kuat, dan penting dalam mendorong ekonomi net zero. Jika ada satu industri di atas segalanya yang sangat penting untuk masa depan net zero, itu adalah industri pertambangan," ujar Bendall dikutip Senin (17/7/2023).
Menurut Bendall, penyebab mineral kritis mendominasi aktivitas transaksi kesepakatan pada tahun 2022 adalah perusahaan-perusahaan tambang yang berpacu untuk memanfaatkan transisi global menuju energi bersih, yang didorong oleh dua faktor. Pertama, banyaknya kegunaan mineral ini dalam teknologi transisi energi bersih, seperti baterai, kendaraan listrik, serta pembangkit tenaga surya dan angin.
Kedua, penggunaan mineral kritis dalam pertahanan, teknologi, dan persenjataan nasional. Pada tahun 2022, eksplorasi emas, tembaga, lithium, dan kobalt tumbuh secara signifikan. Dengan meningkatnya permintaan, dan terbatasnya pasokan untuk mineral kritis, investasi eksplorasi lanjutan untuk mineral ini akan sangat penting untuk transisi energi.
Permintaan akan mineral kritis (yang memicu ledakan yang terus meningkat dalam kebutuhan keberlanjutan seperti kendaraan listrik) mengharuskan perusahaan tambang untuk memperbarui dan mengonsep ulang cara-cara terbaiknya dalam mendukung para klien dan pemangku kepentingannya secara global.
"Saat ini adalah era permintaan mineral kritis yang tinggi. Era ini sarat dengan peluang tetapi bagi perusahaan tambang yang tidak memperbarui dan mengonsep ulang kegiatan operasional usahanya dengan menemukan mitra mata-rantai yang tepat, kemungkinan besar akan kehilangan kesempatan," kata Bendall.
(Yosi Winosa)