Riset: Tren Merger & Akuisisi Masih Meningkat di 2022

Medcom.id

22 April 2022

 

Jakarta: Laporan Global M&A Industry Trends 2022 PwC memaparkan berlanjutnya permintaan yang kuat akan aset-aset digital dan berwawasan data membuat proyeksi untuk merger dan akusisi (M&A) masih kuat di 2022.

Analisis tersebut mengkaji aktivitas transaksi kesepakatan global saat ini dan menggabungkan wawasan dari spesialis industri transaksi PwC untuk mengidentifikasi tren-tren utama yang mendorong volume M&A dan multiplikasi nilai (valuation multiples).

Pada 2021 menjadi tahun rekor bagi M&A baik dalam hal volume dan nilai pencapaian yang sangat jauh meningkat. Jumlah transaksi kesepakatan yang diumumkan melebihi 62 ribu secara global pada 2021, naik 24 persen dari level 2020, yang belum pernah terjadi sebelumnya.Nilai transaksi kesepakatan yang diungkapkan secara publik mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar USD 5,1 triliun, termasuk 130 transaksi jumbo (megadeal) dengan nilai transaksi kesepakatan sebesar USD 5 miliar atau lebih, melonjak 57 persen lebih tinggi dibandingkan 2020 dan memecahkan rekor sebelumnya sebesar USD 4,2 triliun yang dicapai pada 2007.

Global Deals Industries Leader Partner PwC AS Brian Levy mengatakan setelah tahun rekor untuk M&A aktivitas dealmaking kemungkinan akan tetap kokoh pada 2022, dengan persaingan yang ketat di antara perusahaan, ekuitas swasta (PE) dan perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC).

Optimisme tetap tinggi meskipun hambatan-hambatan berupa suku bunga yang lebih tinggi, kenaikan inflasi, kenaikan pajak, dan pengetatan peraturan dapat menciptakan rintangan struktural atau keuangan untuk menyelesaikan transaksi-transaksi kesepakatan pada 2022.

"Kita sudah melihat fluktuasi yang lebih besar di pasar keuangan, disrupsi lebih lanjut di rantai pasokan global, dan kenaikan tingkat utang fiskal, seiring terus berlanjutnya gelombang kejut pandemi secara global," jelas dia dalam riset.

Ekuitas swasta unjuk gigi dengan penggalangan dananya dan meningkatkan pangsa pasarnya dalam aktivitas transaksi kesepakatan Private Equity (PE) terus meraup transaksi kesepakatan yang lebih banyak dan lebih besar.

Hampir 40 persen transaksi pada 2021 melibatkan lembaga pengelola PE, naik dari hanya seperempat selama lima tahun terakhir, dan perusahaan PE melakukan transaksi kesepakatan yang lebih besar, membentuk 45 persen dari total nilai transaksi kesepakatan pada 2021, dibandingkan dengan 30 persen dalam lima tahun terakhir.

Memasuki 2022, PE telah meningkatkan kapasitas transaksi kesepakatannya, mengumpulkan modal dry powder hingga mencapai rekor. Modal PE secara global menutup tahun 2021 dengan raihan sebesar USD2,3 triliun, 14 persen lebih tinggi dari awal 2021, memberi daya dorong yang besar untuk aktivitas M&A pada 2022.

"Kami memperkirakan bahwa perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC) akan terus memainkan peran penting pada tahun 2022 setelah kebangkitan IPO SPAC pada akhir tahun 2021 yang menambah ketersediaan modal untuk M&A," jelas dia.

Dengan hampir 500 SPAC yang belum mengumumkan merger, jangka waktu yang pendek (biasanya dua tahun) di mana SPAC perlu menyelesaikan transaksi kesepakatan akan mengharuskan SPAC bersaing dengan PE dan para corporate dealmakers untuk mencapai target pada 2022 dan 2023.

Dia menjelaskan persaingan sengit di antara perusahaan, PE, dan SPAC ini akan menjaga multiplikasi nilai aset yang dicari tetap tinggi, sehingga adanya rencana yang kuat untuk penciptaan nilai M&A menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Tinjauan portofolio mendorong aktivitas divestasi dan akuisisi di seluruh industri

"Di sisi korporat, kami memperkirakan bahwa pergeseran strategis ke model bisnis digital, inovatif, dan baru yang disruptif akan terus mendorong pengambilan keputusan M&A," jelas dia.

Advisory Leader PwC Indonesia Michael Goenawan menambahkan di Indonesia, ada juga daya tarik yang signifikan dari investasi terkait start-up yang dipimpin oleh investor modal ventura/venture capital (VC) dan PE.

Peningkatan investasi oleh VC dan PE di start-up di Indonesia juga telah mendorong volume kesepakatan karena PE memfokuskan dana pertumbuhan mereka untuk berinvestasi di sektor ini.  Sektor startup tertentu alami kenaikan investasi signifikan adalah fintech dan e-commerce yang mengarahkan mereka ke akuisisi bank-bank kecil.

"Pengamatan serupa juga terjadi pada aktivitas pasar modal dengan sedikitnya IPO yang signifikan di pasar. Tren M&A yang positif terus berlanjut di awal 2022 dan diperkirakan akan terus kuat di masa mendatang.” jelas dia.

 

(Arif Wicaksono)

 

Follow PwC Indonesia