AI mendorong produktivitas hingga naik empat kali lipat dan gaji meningkat 56%, sementara jumlah pekerjaan terus bertambah, bahkan di bidang yang mudah diotomatisasi: PwC 2025 Global AI Jobs Barometer

  • Press Release
  • 26 Jun 2025

 

  • Pekerja global mengalami kenaikan upah: Pekerja yang memiliki keterampilan AI memperoleh rata-rata kenaikan gaji sebesar 56% pada tahun 2024, dua kali lipat dibandingkan 25% pada tahun sebelumnya
  • Berlawanan dengan proyeksi yang ada, data menunjukkan bahwa ketersediaan pekerjaan meningkat 38% pada peran yang lebih terdampak oleh AI, walau pertumbuhannya masih lebih rendah dibandingkan pekerjaan yang kurang terdampak
  • Industri yang paling terdampak oleh AI mengalami pertumbuhan pendapatan per karyawan tiga kali lebih tinggi (27%) dibandingkan industri yang kurang terdampak (9%).
  • Kebutuhan keterampilan yang dicari oleh perusahaan berubah 66% lebih cepat pada pekerjaan yang paling terdampak oleh AI.

Jakarta, 26 Juni 2025 – AI membuat pekerja lebih bernilai, lebih produktif, dan mampu mendapatkan gaji yang lebih tinggi, dengan jumlah pekerjaan yang terus meningkat bahkan di bidang yang dianggap paling mudah diotomatisasi, menurut PwC 2025 Global AI Jobs Barometer. Laporan ini didasarkan pada analisis hampir satu miliar iklan lowongan kerja dari enam benua.”

Laporan ini menemukan bahwa sejak berkembangnya GenAI pada tahun 2022, produktivitas hampir meningkat empat kali lipat di industri yang paling terdampak oleh AI (seperti jasa keuangan dan penerbitan software), dari 7% pada periode 2018-2022 menjadi 27% pada periode 2018-2024. Sebaliknya, pertumbuhan produktivitas di industri yang paling sedikit terdampak oleh AI (seperti pertambangan dan perhotelan) justru menurun dari 10% menjadi 9% dalam periode yang sama.

Data menunjukkan bahwa industri yang paling terdampak oleh AI kini secara global mengalami pertumbuhan pendapatan per karyawan tiga kali lebih tinggi dibandingkan industri yang kurang terdampak. Laporan ini menyebutkan bagaimana kekuatan AI dalam mendorong kinerja bisnis sudah mulai terlihat. Seiring dengan berkembangnya Agentic AI di berbagai perusahaan, muncul peluang baru—di mana perpaduan teknologi canggih dan budaya kerja yang adaptif membuka potensi luar biasa. Hal tersebut bukan sekadar evolusi, melainkan cara baru dalam menjalankan, berinovasi, dan menciptakan nilai dalam organisasi. Perjalanan ini baru dimulai, dan potensi ke depannya sangat revolusioner.

Subianto, PwC Indonesia Chief Digital and Technology Officer, menambahkan, “AI kini bukan hanya milik perusahaan Big Tech. Laporan kami menginformasikan bahwa semua industri, termasuk pertambangan dan konstruksi, mulai meningkatkan penggunaan AI. Sektor-sektor yang sebelumnya mengandalkan keahlian manusia kini memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi. Perubahan ini juga mendorong tingginya permintaan talenta yang mampu menghubungkan teknologi dengan wawasan bisnis.”

Angka pekerjaan meningkat di hampir semua jenis pekerjaan yang terdampak AI, bahkan pada peran yang sangat mudah diotomatisasi

Bertentangan dengan beberapa proyeksi, data dalam laporan tidak menunjukkan adanya penurunan jumlah pekerjaan atau gaji secara global akibat AI.

Meski pekerjaan yang kurang terdampak AI mengalami pertumbuhan tinggi (65%) dalam beberapa tahun terakhir (2019-2024), pertumbuhan tetap kuat pada pekerjaan yang lebih terdampak oleh AI (38%). Dalam kelompok pekerjaan yang lebih terdampak, terdapat dua jenis: pekerjaan yang diotomatisasi (beberapa tugas dapat dilakukan oleh AI) dan pekerjaan yang ditingkatkan (AI membantu manusia bekerja lebih baik). Di antara kedua jenis ini, jumlah pekerjaan terus meningkat di semua industri yang dianalisis, meskipun pekerjaan yang ditingkatkan oleh AI tumbuh lebih cepat.

Subianto juga menambahkan, “Laporan ini menunjukkan bahwa sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memimpin dalam adopsi AI, permintaan keterampilan AI, dan pertumbuhan produktivitas. Meskipun jumlah pekerjaan secara keseluruhan menurun, peran yang melibatkan AI terus tumbuh dan menawarkan gaji yang lebih tinggi.”

Gaji tumbuh dua kali lebih cepat di industri yang terdampak AI

Secara global, gaji meningkat dua kali lebih cepat di industri yang lebih terdampak AI dibandingkan yang kurang terdampak, baik pada pekerjaan yang dapat diotomatisasi maupun yang ditingkatkan oleh AI.

Pekerjaan yang membutuhkan keterampilan AI juga menawarkan gaji lebih tinggi dibandingkan peran serupa yang tidak memerlukan keterampilan AI, di semua industri yang dianalisis. Rata-rata premi gaji mencapai 56%, naik dari 25% tahun lalu. Pekerjaan yang membutuhkan keterampilan AI juga tumbuh lebih cepat dibandingkan pekerjaan lainnya—meningkat 7,5% dari tahun lalu, meskipun jumlah total lowongan kerja turun 11,3%.

Perubahan keterampilan semakin cepat—AI menciptakan perubahan besar dalam keterampilan yang dibutuhkan pekerja untuk sukses

Walau informasi terkait produktivitas, gaji, dan pekerjaan cukup positif, laporan ini juga menyoroti perlunya pekerja dan pelaku bisnis untuk beradaptasi dengan perubahan yang jauh lebih cepat. Kebutuhan keterampilan yang dicari oleh perusahaan berubah 66% lebih cepat pada pekerjaan yang terdampak AI, naik dari 25% tahun lalu.

Faktor-faktor yang dibutuhkan untuk berhasil pada pekerjaan yang terdampak AI juga berubah dalam hal lain. Permintaan perusahaan terhadap gelar formal menurun untuk semua jenis pekerjaan, terutama pada pekerjaan yang terdampak AI. Persentase pekerjaan yang ditingkatkan oleh AI dan membutuhkan gelar turun 7 poin persentase dari 66% menjadi 59% antara 2019 dan 2024, dan turun 9 poin (dari 53% menjadi 44%) untuk pekerjaan yang diotomatisasi oleh AI.

Laporan ini juga menunjukkan bahwa dampak AI terhadap perempuan dan laki-laki bisa berbeda—di semua negara yang dianalisis, lebih banyak perempuan yang bekerja di peran yang terdampak AI dibandingkan pria, yang berarti tekanan keterampilan terhadap perempuan bisa lebih tinggi.

Urgensi bisnis dalam menghadapi AI

Untuk memanfaatkan potensi transformatif AI secara maksimal dan mempercepat pertumbuhan, bisnis harus bertindak tegas dan menjadikan AI sebagai inti strategi mereka. Laporan terbaru menguraikan lima langkah penting: mengadopsi AI untuk transformasi menyeluruh; melihat AI sebagai pendorong pertumbuhan, bukan sekadar alat efisiensi; memprioritaskan Agentic AI untuk membuka kemampuan yang lebih dalam; membekali tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan dampak AI; dan membangun kepercayaan untuk mewujudkan kekuatan transformatif AI secara penuh.

Sebagai penutup, Subianto mengatakan, “AI tidak mengurangi nilai pekerjaan, AI justru meningkatkannya. Orang yang mampu bekerja secara efektif dengan AI menjadi semakin bernilai di dunia kerja saat ini. Meski beberapa industri seperti TIK mungkin mengalami perubahan kebutuhan tenaga kerja karena AI mengambil alih tugas-tugas rutin, hal ini juga membuka peluang baru untuk inovasi, peningkatan keterampilan, dan peran yang lebih bermakna. Permintaan yang terus meningkat terhadap talenta yang mampu menguasai AI mencerminkan transformasi positif dalam cara kita bekerja dan menciptakan nilai.”

 

Catatan untuk Editor

AI Jobs Barometer menganalisis hampir satu miliar iklan lowongan kerja dan ribuan laporan keuangan perusahaan dari enam benua untuk mengungkap dampak AI terhadap pekerjaan, gaji, keterampilan, dan produktivitas. Laporan ini mencakup beberapa data terbaru yang tersedia mengenai dampak AI, termasuk iklan lowongan kerja dan laporan perusahaan hingga akhir tahun 2024. Kami mendefinisikan pekerjaan sebagai “terpapar AI” jika pekerjaan tersebut memiliki banyak tugas yang dapat dilakukan dengan bantuan AI, berdasarkan indeks paparan pekerjaan terhadap AI yang sudah diakui secara luas. Definisi: Pekerjaan yang “lebih terpapar” adalah 50% pekerjaan dengan tingkat paparan AI yang lebih tinggi; pekerjaan yang “kurang terpapar” adalah 50% pekerjaan dengan tingkat paparan AI yang lebih rendah; pekerjaan yang “paling terpapar” adalah 25% pekerjaan dengan tingkat paparan AI tertinggi. Kami menggunakan metodologi IMF untuk menganalisis secara terpisah pekerjaan yang terpapar AI dan sangat dapat diotomatisasi (artinya pekerjaan tersebut memiliki banyak tugas yang dapat dilakukan oleh AI) dibandingkan dengan pekerjaan yang sangat dapat ditingkatkan (artinya AI membantu manusia dalam menjalankan tugas dengan lebih baik). Anda dapat membaca laporan lengkap dan mempelajari lebih lanjut tentang poin-poin penting bagi dunia bisnis di sini.

Tentang PwC Indonesia

PwC Indonesia meliputi KAP Rintis, Jumadi, Rianto & Rekan, PwC Tax Indonesia, PwC Legal Indonesia, PT Prima Wahana Caraka, PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory, dan PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia, masing-masing merupakan badan hukum yang terpisah dan semuanya merupakan firma anggota jaringan global PwC, yang secara bersama-sama disebut sebagai PwC Indonesia. Kunjungi website kami di www.pwc.com/id.

Tentang PwC

Di PwC, kami membantu klien membangun kepercayaan dan berinovasi sehingga mereka dapat mengubah kompleksitas menjadi keunggulan kompetitif. Kami adalah jaringan yang berbasis teknologi dengan lebih dari 370.000 staf di 149 negara. Melalui audit dan assurance, pajak dan hukum, transaksi dan konsultasi, kami membantu membangun, mempercepat, dan mempertahankan momentum bisnis klien kami. Cari tahu lebih lanjut di www.pwc.com.

© PwC 2025. Hak cipta dilindungi undang-undang

Contact us

Cika Andy

External Communications, PwC Indonesia

Tel: +62 21 509 92901

Follow PwC Indonesia